PENGERTIAN
Kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
sel telur yang matang dengan sel sperma
(Manuaba,
2000)
Alat
kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk kapsul silatik berisi
hormon progesteron (progesteron sintetik) yang ditanamkan dibawah kulit
(Manuaba,
2000)
MACAM
– MACAM IMPLANT
Macam – macam
implan ada 3 :
1. Non Biodegrable Implan
a. Implant 6
kapsul, berisi hormon levonargestrel daya kerja 5 tahun
b. Norplant 2
kapsul, berisi hormon levonagestel daya kerja 3 tahun
c. Norplant 1
kapsul, berisi hormon ST – 1435, daya kerja 2 tahun
d. Norplant 1
kapsul 1 batang berisi hormon 3 ketodesogastrel, daya kerja 2,5 – 4 tahun
Saat ini
diuji coba di Indonesia, implant 1 kapsul dengan panjang 4 cm, diamater luar 2
mm, terdiri dari suatu intraeva (ethylinevinil acetate) berisi 60 mg 3
ketodesogestrel yang dikelilingi suatu membran eva berdaya kerja 2 – 3 tahun
2.
Biodegradable
Yang sedang
diuji saat ini :
a. Copronor
PP
Suatu kapsul
polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja 18 bulan
3.
Yang Paling Sering Dipakai
a.
Norplant
1) Dipakai
sejak tahun 1987
2) Terdiri
dari 6 kapsul silastik (karet silicone) yang berisi dengan hormon
levonorgestrel dan uung – ujung kapsul ditutup dengan silastik adhesive
3) Sangat
efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
4) Saat ini
norplan yang paling banyak dipakai
b.
Implanon
1) Dipakai
sejak tahun 1987
2) Terdiri
dari 2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40 mm, diameter 2,4 mm
3) Masing –
masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel di 2 matriks batang
4) Sangat
efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
c.
Jadena dan indoplant
Terdiri dari
2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan lama kerja 3 tahun
CARA
KERJA IMPLANT
Pada kapsul
implant yang mengandung levonorgastrel melalui membran dengan kecepatan yang
lambat dan konstan. Dalam 24 jam ssetelah insersi kadar hormon dalam plasma
darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi.
Pelepasan
hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 minggu pada tahun pertama,
kemudian menurun sampai 30 – 35 minggu perhari untuk 5 tahun berikutnya.
Seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja implan tampaknya
mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara :
1. Mencegah
ovulasi
2. Perubahan
lendir serviks menjadi kental sedikit, sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa
3. Menghambat
perkembangan siklus dari endometrium
4. Mengurangi
transportasi sperma
KEUNTUNGAN
KONTRASEPSI
1. Daya guna
tinggi
2.
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3.
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari
pengaruh estrogen
6. Tidak
mengganggu kegiatan senggama
7. Tidak
mengganggu ASI
8. Klien
hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
KEUNTUNGAN
NON KONTRASEPSI
1. Mengurangi
nyeri haid
2. Mengurangi
jumlah darah haid
3. Mengurangi
anemia
4. Melindungi
terjadinya kanker endometrium
5. Menurunkan
angka kejadian kelainan jinak payudara
6. Melindungi
diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
7. Menurunkan
angka kejadian endometrosis
KETERBATASAN
Pada
kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan – keluhan, seperti :
1. Nyeri
kepala
2.
Peningkatan / penurunan berat badan
3. Nyeri
payudara
4. Perasaan
mual
5. Pening /
pusing kepala
6. Perubahan
perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
7. Membutuhkan
tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
8. Tidak
memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS
9. Klien
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan
keinginan akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
10.
Efektifitas menurun bila menggunakan obat – obatan tuberkulosis (rimpamisin)
atau obat epilepsi (fenitonim)
EFEKTIFITAS
Angka
kegagalan implant < 1 per 100 wanita pertahun
INDIKASI
IMPLANT
1. Dalam usia
reproduksi
2. Telah
memiliki anak ataupun yang belum
3.
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang
4. Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi
5. Pacsa
persalinan dan tidak menyusui
6. Pasca
keguguran
7. Tidak
menjanjikan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat
kehamilan ektopik
9. Tekanan
darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan
sabit (sickle cell)
10. Tidak
boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11. Sering
lupa minum pil
KONTRA
INDIKASI
1. Hamil atau
diduga hamil
2. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Benjolan /
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
4. Tidak
dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Myoma
uteri dan kanker payudara
6. Gangguan
toleransi glukosa
WAKTU
MULAI MENGGUNAKAN IMPLANT
1. Setiap
saat selama siklus haid ke 2 – ke 7
hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila
coitus
2. Bila saat setelah hari ke 7 siklus haid
2. Bila saat setelah hari ke 7 siklus haid
hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila
coitus
3. Bila tidak haid, asal tidak hamil
3. Bila tidak haid, asal tidak hamil
hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila
coitus
4. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembar
4. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembar
5. Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggantinya dengan nonplant, insersi norplant dapat dilakukan setiap
saat, asal saja di yakni tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya
6. Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant,
norplant dapat diinsersikan pada saat haid ke – 7 dan klien jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7
hari saja. AKDR segera dicabut
PERENCANAAN
1. Lakukan
pendekatan pad pasien dengan komunikasi terapeutik
Rasional :
Dengan mengadakan pendekatan terapeutik, ibu dapat lebih kooperatif dengan
petugas kesehatan
2. Lakukan
pemeriksaan kondisi fisik klien
Rasional :
Dengan pemeriksaan kondisi fisik secara menyeluruh akan mempermudah petugas
kesehatan untuk mengambil keputusan apakah kondisi fisik klien cocok dan sesuai
dengan metode KB yang di inginkan Klien
3. Berikan
informasi tentang hasil pemeriksaan
Rasional :
Dengan menjelaskan kepada klien. Klien dapat mengerti tentang kondisinya
4. Berikan HE
tentang indikasi dan efek samping penggunaan KB implant
Rasional :
Dengan memberikan HE dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien
5. Berikan HE
tentang keuntungan dan kerugian pemakaian implant
Rasional :
Dengan memberikan HE dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien
6. Berikan
ibu lembar persetujuan tindakan medis (informed cosent)
Rasional :
Dengan memberikan informed consent pada klien akan membentuk rasa kepercayaan
antara klien dan petugas (tanggung jawab dan tanggung gugat)
7. Lakukan
pemasangan KB sinomplant pada klien
Rasional :
Dengan melakukan pemasangan KB implanon yang sesuai dengan standart dan
prosedur yang berlaku akan meningkatkan keamanan dan kenyamanan pada klien
8. Berikan HE
tentang cara perawatan pasca pemasangan implanon yang dilakukan secara mandiri
pada klien
Rasional :
Dengan HE akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pada klien
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida
Bagus Gde. Prof.dr.DOSG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
DEPKES. RI.
2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBP-SP