Rabu, 25 April 2012

Implan/Susuk

PENGERTIAN
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma
(Manuaba, 2000)
Alat kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk kapsul silatik berisi hormon progesteron (progesteron sintetik) yang ditanamkan dibawah kulit
(Manuaba, 2000)

MACAM – MACAM IMPLANT
Macam – macam implan ada 3 :
1. Non Biodegrable Implan
a. Implant 6 kapsul, berisi hormon levonargestrel daya kerja 5 tahun
b. Norplant 2 kapsul, berisi hormon levonagestel daya kerja 3 tahun
c. Norplant 1 kapsul, berisi hormon ST – 1435, daya kerja 2 tahun
d. Norplant 1 kapsul 1 batang berisi hormon 3 ketodesogastrel, daya kerja 2,5 – 4 tahun
Saat ini diuji coba di Indonesia, implant 1 kapsul dengan panjang 4 cm, diamater luar 2 mm, terdiri dari suatu intraeva (ethylinevinil acetate) berisi 60 mg 3 ketodesogestrel yang dikelilingi suatu membran eva berdaya kerja 2 – 3 tahun
2. Biodegradable
Yang sedang diuji saat ini :
a. Copronor PP
Suatu kapsul polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja 18 bulan
3. Yang Paling Sering Dipakai
a. Norplant






1) Dipakai sejak tahun 1987 
2) Terdiri dari 6 kapsul silastik (karet silicone) yang berisi dengan hormon levonorgestrel dan uung – ujung kapsul ditutup dengan silastik adhesive
3) Sangat efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
4) Saat ini norplan yang paling banyak dipakai
b. Implanon
1) Dipakai sejak tahun 1987
2) Terdiri dari 2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40 mm, diameter 2,4 mm
3) Masing – masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel di 2 matriks batang
4) Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
c. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan lama kerja 3 tahun

CARA KERJA IMPLANT
Pada kapsul implant yang mengandung levonorgastrel melalui membran dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam ssetelah insersi kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi.
Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 minggu pada tahun pertama, kemudian menurun sampai 30 – 35 minggu perhari untuk 5 tahun berikutnya. Seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja implan tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara :
1. Mencegah ovulasi
2. Perubahan lendir serviks menjadi kental sedikit, sehingga menghambat pergerakan spermatozoa
3. Menghambat perkembangan siklus dari endometrium
4. Mengurangi transportasi sperma

KEUNTUNGAN KONTRASEPSI
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama
7. Tidak mengganggu ASI
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan


KEUNTUNGAN NON KONTRASEPSI
1. Mengurangi nyeri haid
2. Mengurangi jumlah darah haid
3. Mengurangi anemia
4. Melindungi terjadinya kanker endometrium
5. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
6. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
7. Menurunkan angka kejadian endometrosis

KETERBATASAN
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan – keluhan, seperti :
1. Nyeri kepala
2. Peningkatan / penurunan berat badan
3. Nyeri payudara
4. Perasaan mual
5. Pening / pusing kepala
6. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
7. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
8. Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS
9. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
10. Efektifitas menurun bila menggunakan obat – obatan tuberkulosis (rimpamisin) atau obat epilepsi (fenitonim)

EFEKTIFITAS
Angka kegagalan implant < 1 per 100 wanita pertahun

INDIKASI IMPLANT
1. Dalam usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
5. Pacsa persalinan dan tidak menyusui
6. Pasca keguguran
7. Tidak menjanjikan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Tekanan darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit (sickle cell)
10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11. Sering lupa minum pil

KONTRA INDIKASI
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Myoma uteri dan kanker payudara
6. Gangguan toleransi glukosa

WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLANT 
1. Setiap saat selama siklus haid ke 2 – ke 7
 hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila coitus 
2. Bila saat setelah hari ke 7 siklus haid
 hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila coitus 
3. Bila tidak haid, asal tidak hamil
 hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila coitus 
4. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembar
5. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan nonplant, insersi norplant dapat dilakukan setiap saat, asal saja di yakni tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya
6. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, norplant dapat diinsersikan pada saat haid ke – 7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut

PERENCANAAN
1. Lakukan pendekatan pad pasien dengan komunikasi terapeutik
Rasional : Dengan mengadakan pendekatan terapeutik, ibu dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan
2. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik klien
Rasional : Dengan pemeriksaan kondisi fisik secara menyeluruh akan mempermudah petugas kesehatan untuk mengambil keputusan apakah kondisi fisik klien cocok dan sesuai dengan metode KB yang di inginkan Klien
3. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan
Rasional : Dengan menjelaskan kepada klien. Klien dapat mengerti tentang kondisinya
4. Berikan HE tentang indikasi dan efek samping penggunaan KB implant
Rasional : Dengan memberikan HE dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien
5. Berikan HE tentang keuntungan dan kerugian pemakaian implant
Rasional : Dengan memberikan HE dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien
6. Berikan ibu lembar persetujuan tindakan medis (informed cosent)
Rasional : Dengan memberikan informed consent pada klien akan membentuk rasa kepercayaan antara klien dan petugas (tanggung jawab dan tanggung gugat)
7. Lakukan pemasangan KB sinomplant pada klien
Rasional : Dengan melakukan pemasangan KB implanon yang sesuai dengan standart dan prosedur yang berlaku akan meningkatkan keamanan dan kenyamanan pada klien
8. Berikan HE tentang cara perawatan pasca pemasangan implanon yang dilakukan secara mandiri pada klien
Rasional : Dengan HE akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pada klien

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof.dr.DOSG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
DEPKES. RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBP-SP